Review: Paranormal Activity 3 (2011)
Yang Terbaik dalam Serinya
oleh Kurnia Cahya Putra
Paranormal Activity 3 (2011)
Disutradarai Henry Joost, Ariel Schulman
Ditulis Christopher Landon, Oren Peli
Dibintangi Chloe Csengery, Jessica Tyler Brown dan Christopher Nicholas Smith
Paranormal Activity adalah sebuah fenomena pada tahun 2007. Merupakan sebuah film yang masuk dalam genre mockumentary, Paranormal Activity mampu membuat penontonnya merinding ketakutan dan tak berani tidur dengan lampu mati selama berminggu-minggu. Kesuksesan film tersebut, yang ending-nya sempat dirombak oleh Steven Spielberg, membuat Paramount memutuskan untuk mendistribusikannya dan menelurkan sebuah sekuel berjudul Paranormal Activity 2 yang tak kalah suksesnya. Namun jangan salah, meskipun tujuan utamanya memang memeras kantung penonton dari seluruh penjuru dunia, sekuel itu juga memiliki kualitas bagus yang juga mampu menakuti para penggermarnya, bahkan beberapa menganggap Paranormal Activity 2 lebih bagus ketimbang pendahulunya.
Kali ini seri ini kembali dengan sekuel baru yang berjudul Paranormal Activity 3. Disutradari oleh duo Henry Joost dan Ariel Schulman yang juga sudah diputuskan untuk mengembangi film ke-4, film ini mengisahkan kembali kejadian pada tahun 1988 di rumah keluarga kakak-beradik Katie dan Kristie. Jika Paranormal Activity 2 merupakan prekuel dari film pertama, kali ini Paranormal Activity 3 adalah prekuel dari film yang kedua. Menjelaskan beberapa pertanyaan yang disuguhkan oleh dua film sebelumnya, namun juga meninggalkan pertanyaan lain yang cukup membuat penonton penasaran.
Film dimulai dengan adegan di mana Katie mengunjungi rumah Kristie pada tahun 2005 dan meninggalkan sekardus kaset VHS di basement rumahnya. Setelah salah satu kejadian yang terjadi di film ke-2, kaset-kaset itu ditemukan hilang dan adegan langsung berpindah ke beberapa tahun sebelumnya. Di tahun 1988, Julie, ibunda dari Katie dan Kristie, memiliki seorang pacar bernama Dennis yang bekerja sebagai perekam pesta pekawinan dan semacamnya. Dia membawa kameranya ke mana-mana dan merekam setiap kejadian penting yang terjadi. Kristie kecil, yang merupakan putri termuda, sering berbincang sendiri dan ketika ditanyai, dia mengaku bahwa dia punya seorang teman bernama Toby yang langsung dianggap sebagai teman imajinasi oleh Julie dan Dennis. Seperti di film-film sebelumnya, Dennis memasang kamera di sudut-sudut rumah setelah dia tak sengaja menangkap perwujudan hantu saat rumah mereka dilanda gempa di suatu malam. Dan sama seperti film-film sebelumnya, ketika pagi hari datang datang, dan dia menonton ulang rekamannya, ternyata ada banyak kejadian ganjil di saat dia dan keluarganya tidur, seperti Kristie yang suka bermain sendiri ketika larut malam, selimut yang melayang dengan sendirinya, dan furnitur yang berpindah-pindah tempat.
Beberapa orang akan berpikir bahwa setelah memeras ide pada sebuah sekuel, sekuel berikutnya pasti tak akan lebih baik dari pendahulunya. Lain halnya dengan seri Paranormal Activity. Christopher Landon selaku penulis naskah mampu menyambungkan cerita di kedua film sebelumnya dengan film ini dengan baik dan masuk akal. Film ini memiliki cerita yang cukup padat dan twist di sana-sini yang mampu membuat penonton bertahan duduk di tempat mereka. Dengan set rumah besar biasa, atmosfir dapat dibangun dengan sangat baik di sepanjang durasinya yang terasa cukup singkat sehingga membuat penonton merasa tidak aman dan berpikir apapun bisa terjadi kapan saja. Sayangnya mungkin terlalu banyak momen, "Kena deh!" yang sedikit menjengkelkan padahal tak ada apa-apa. Meskipun banyak juga memang adegan-adegan jumpy yang bersubstansi (eh, berima). Mereka seharusnya lebih fokus pada adegan-adegan yang faktor creepy-nya dibangun oleh penuansaan karena sesungguhnya mereka cukup berhasil pada adegan-adegan tersebut.
Setelah sekuel ke-2, tentunya sedikit sulit membuat penonton tenggelam dalam cerita karena walaupun menggunakan gaya mockumentary, penonton menjadi semakin aware kalau adegan-adegan yang terjadi di layar bukan sebuah kenyataan melainkan rekayasa untuk mengalirkan uang ke bak mandi para produser. Walaupun begitu, Paranormal Activity 3 tetap mampu mempersembahkan tujuan mereka--menakuti orang--dengan cukup baik. Duo aktris cilik yang memerankan Katie dan Kristie mampu berakting dengan baik dan membuat penonton percaya dengan ketakutan mereka. Dan pada akhirnya juga, kali ini Paranormal Activity menghadirkan Dennis, tokoh laki-laki yang tak sepenuhnya brengsek. Dia terlihat sungguh peduli dengan putri-putri tirinya. Walaupun begitu, ada juga tokoh Julie yang kadang menjengkelkan di beberapa adegan, dan ada juga Randy yang gagal menjadi comic-relief film.
Sebagai penutup, harus dibilang juga bahwa seperti di film-film Paranormal Activity lainnya, adegan akhir film ini sangat menegangkan dan cukup memorable. Untuk penggemar film berjenis mockumentary, film ini worth-a-watch, dan untuk penggemar Paranormal Activity, film ini tentunya harus ditonton karena bisa jadi ini yang terbaik dalam serinya. 7/10.
Komentar
Posting Komentar