Suatu Pesta di Sibil Agency - 01x02 - After Office Hour

Exported Screenplay

Suatu Pesta di Sibil Agency

01x02 - After Office Hour

by

Kurnia Cahya Putra

kurniacputra@gmail.com

***

INT. SIBIL AGENCY, PANTRY - SIANG
 
Omar, Jordana, dan Siska keluar dari aula dan langsung tiba
di pantry. Jimmy sedang duduk di kursi tinggi di depan
konter, membaca berita di iPadnya sambil menyesap kopi.
 
                      OMAR
          Mana Mbak Tika?
 
                      SISKA
          Masih di aula sama Pak Irham.
 
                      JIMMY
          Abis pada ngapain, guys?
 
Siska, Omar, dan Jordana mulai menyebar ke penjuru ruangan.
 
                      SISKA
          Dikasih unjuk video snuff.
 
                      JIMMY
          Oh, orientasi? Iya. Creepy, ya?
 
                      JORDANA
          Lo dikasih liat juga?
 
                      JIMMY
          Kayaknya semua karyawan baru
          dikasih liat. Tapi nggak tau sih.
          Kemarin sih gua, Anton, Erin, sama
          Kalin dikasih liat bareng-bareng.
 
                      OMAR
          Oh, kalian karyawan baru juga?
 
                      JIMMY
          Iya. Udah mau selesai probasi kita.
 
                      SISKA
          Gua ke atas ah. Musti nonton Disney
          dulu gua buat ngilangin feeling
          kotor kayak gini.
 
Siska meninggalkan mereka bertiga dan menaiki tangga.
 
                      JIMMY
          Jangan lupa latihan!
 
Jimmy lalu berpaling ke arah Jordana yang sedang menyeduh
kopi. Dia turun dari kursi dan menghampirinya. Agak jauh
dari mereka, Omar menaruh siku di meja konter lain dan
bersandar untuk membuka ponselnya dengan santai.
 
                      JIMMY
          Gimana, kak so far di sini?
 
                      JORDANA
                (menoleh mengecek)
          Fine. Nggak ada yang nggak bisa gua
          handle.
 
                      JIMMY
          OK. Good.
 
Jordana hanya memberikan sekilas senyum.
 
                      JIMMY
          Mama sama papa--
 
                      JORDANA
                (langsung berhenti)
          OK.
                (menghadap Jimmy)
          Denger, Jim... Gua... Berterima
          kasih karena lo udah ngasih gua
          kerjaan ini, tapi itu nggak berarti
          semuanya udah termaafin.
 
Omar melirik ke atas menyadari perbincangan mereka.
 
                      JIMMY
          Gua nggak bermaksud--
 
                      JORDANA
          Gua nggak mau ngomongin mama sama
          papa. Gua bahkan nggak sanggup
          dengerin nama mereka.
                (jeda)
          Sori. Ini bukan tentang lo.
 
Jordana membawa kopinya menaiki tangga.
 
Jimmy mengembuskan napas dan berputar, langsung bertemu
tatap dengan Omar.
 
                      JIMMY
          Sori, lo musti dengerin semua--
 
                      OMAR
                (mengangkat kedua tangan)
          Lo nggak perlu ngejelasin ke gua.
 
Jimmy berjalan mendekat untuk mengambil cangkirnya dan ke
bak cuci untuk mencucinya.
 
                      JIMMY
          Kakak gua... Sejak dia misah dari
          rumah semuanya jadi... Kita nggak
          punya hubungan yang begitu baik.
 
                      OMAR
          Jadi, lo ngasih dia kerjaan buat
          ngebenerin hubungan itu?
 
Jimmy menoleh. Omar langsung memahami tatapannya.
 
                      OMAR
          Kalo lo nggak banyak omong, lo
          bertendesi buat ngedenger.
 
                      JIMMY
          Sebagian, iya. Mostly karena gua
          khawatir. Kakak gua darah tinggi
          kan. Dia nggak pernah bertahan di
          satu job lebih dari sebulan.
 
                      OMAR
          Itu yang bikin dia misah dari rumah
          lo? Darah tinggi?
 
                      JIMMY
          Kalo dia bener, nggak sesimple itu.
                (jeda)
          Dia berantem sama orang tua gua.
          Dia bilang oom gua megang-megang
          dia pas mereka lagi nggak di rumah.
 
                      OMAR
          Dan mereka nggak percaya sama dia?
 
                      JIMMY
                (menggeleng)
          Nyokap gua terlalu sayang sama
          adeknya.
 
                      OMAR
          Kalo lo?
 
Jimmy selesai mencuci dan mematikan kran.
 
                      JIMMY
          Honestly, gua nggak tau, Mar. Gua
          13 tahun waktu itu. Gua bahkan
          nggak tau perkaranya apa sampe
          setahun yang lalu. Tapi, itu cukup
          buat ngebikin kakak gua masukin gua
          ke sisi orang tua gua karena of
          course, selalu ada dua sisi.
 
Ada keheningan, tapi entah mengapa, tidak mencanggungkan.
 
                      OMAR
          Lo ngungkap banyak hal, ya ke orang
          yang baru lo kenal selama 24 jam.
 
                      JIMMY
          Kayaknya karena itu deh. Gua nggak
          perlu takut judgment lo karena gua
          belum cukup deket sama lo buat
          peduli.
 
                      OMAR
          Anehnya, itu hal paling ramah dan
          tulus yang orang bilang ke gua
          selama di kantor ini.
 
Jimmy tersenyum melewati Omar dan naik ke atas tangga.
 
                                             CUT TO:
 
INT. SIBIL AGENCY, LANTAI 2 - SIANG
 
Omar sedang duduk di depan laptopnya, mata memicing meminta
konsentrasi penuh. Kita mendekatinya dengan perlahan.
 
Di LAYAR LAPTOP, kita melihat Omar membaca berita lama.
"PENDIRI SIBIL AGENCY MENINGGAL KARENA KANKER DARAH". Omar
meng-klik foto yang ada hingga memenuhi layar. Pak Rudi
sedang berpose bersama soerang pemuda, tak jauh lebih tua
dari Omar. Mereka terlihat akrab.
 
Omar membuka Google Image, mengetikkan nama Rudi Ardiwilaga.
Barisan foto Pak Rudi muncul, beberapa dengan pemuda itu.
Cukup banyak untuk menonjol. Omar meng-klik salah satunya,
lalu memencet tanda panah melihat-lihat foto mereka lainnya.
 
                      ERIN
          Mar, lo udah selesain EP Fruit Tea
          bulan April belum?
 
                      OMAR
          On my way, Rin.
 
                      ERIN
          Hari ini, ya. Itu Pak Rudi?
 
                      OMAR
          Uh... Iya.
 
                      ERIN
          Lo ngapain ngeliatin dia?
 
                      OMAR
          Lo kenal nggak cowok ini siapa?
 
                      ERIN
          Uh... Nggak. Nggak pernah liat.
 
                      OMAR
          Pak Rudi sering banget foto sama
          dia. Gua rasa dia karyawan sini.
 
                      ERIN
          Kalau pun iya, jauh sebelum gua,
          Mar. Gua juga baru kan di sini.
 
                      OMAR
          Iya... Mungkin Mbak Tika kenal.
 
Ekspresi Erin berubah khawatir. Dia duduk di samping Omar.
 
                      ERIN
          Mar, lo nggak apa-apa? Lo kaget,
          ya?
 
                      OMAR
          Hah? Kaget kenapa?
 
                      ERIN
          Siska ngasih tau gua kalian abis
          ditunjukkin video orientasi... Dan
          gua tau isinya ada orang meninggal.
          Seorang ayah... Mungkin lo--
 
                      OMAR
                (tidak nyaman)
          Ini bukan soal itu. Tenang, Rin.
          Gua cuma... Intrigued, OK?
 
Erin tidak menurunkan raut cemasnya.
 
                      OMAR
          Please, Rin. Lo mau gua bersikap
          normal? Perlakuin gua kayak orang
          normal.
 
                      ERIN
          Lo bener. Gua minta maaf banget.
                (bangkit berdiri)
          Jangan lupa EP-nya, ya.
 
Omar mengangguk, dan Erin meninggalkannya. Dia kembali
menatap layar. Kita mendekati wajah pemuda di layar.
 
                                             CUT TO:
 
EXT. SIBIL AGENCY - SORE
 
Hujan turun dengan deras, hampir menyerupai badai. Beberapa
tanaman pot tumbang dan kursi terbalik di lapangan.
 
INT. SIBIL AGENCY, LOBI - SORE
 
Omar sedang berdiri di depan tembok kaca, memandang kolam
renang yang dihujani di halaman. Di belakangnya, beberapa
karyawan turun dari tangga menuju pintu utama. Berbincang-
bincang akrab tentang perjalanan pulang.
 
Di antara karyawan itu, Kalin muncul dan menyadari Omar di
depan jendela. Dia menghampirinya.
 
                      KALIN
          Mar, nggak balik?
 
Omar tersenyum pahit menunjuk ke arah hujan di luar.
 
                      KALIN
                (tersenyum)
          Kayaknya ada payung sisa deh di
          lemari sapu.
 
                      OMAR
          OK... Lo gimana? Bawa payung?
 
                      KALIN
                (mengangkat payungnya)
          Mbak Tika udah ngewanti-wanti kita.
          Dia se-prepare itu emang. Gua
          duluan, ya.
 
                      OMAR
                (menarik tangan Kalin)
          Lemari sapunya di mana?
 
                      KALIN
          Di ujung, depan ruangannya Pak
          Irham.
 
                      OMAR
          Thank you.
 
                      KALIN
          Bye.
 
Kalin berbalik dan bergabung lagi dengan teman-temannya.
Mereka semua keluar menyisakan lobi yang sunyi.
 
INT. SIBIL AGENCY, KORIDOR - KORIDOR
 
Sebuah lorong tinggi yang agak gelap karena cahaya hanya
datang melalui tembok kaca di ujung ruangan yang lain.
 
Kita mengikuti Omar dari belakang. Dia masuki lorong itu dan
berhenti di depan pintu kecil pada sisi tembok. Omar membuka
kuncinya dan menemukan sapu, pel, ember beserta alat bersih-
bersih lain di dalamnya. Dia menggeser-geser beberapa barang
tersebut setengah hati, gagal menemukan payung. Sedikit
kecewa, Omar menutup pintunya lagi dan berputar.
 
Omar terdiam. Di seberang lemari sapu, di sisi tembok lain
dari koridor itu, pintu ruang Pak Irham terbuka beberapa
senti. TRACK IN. Sayup-sayup ada denting alat makan.
 
Omar melangkah mendekat, kemudian mengintip ke celahnya.
 
Pak Irham duduk di mejanya, tegap, menyantap sesuatu dengan
alat makan yang lengkap, seperti di restoran. Omar tak bisa
melihat apa yang dia makan karena tertutup barang-barang
lain di atas meja, tapi yang jelas, dari potongan-
potongannya, Omar tahu bahwa itu adalah daging.
 
Ada yang aneh dari Pak Irham. Tatapannya kosong dan mulutnya
tak berhenti tersenyum. Seperti ada dunia sendiri yang dia
sedang nikmati di dalam kepalanya.
 
WAJAH SESORANG TIBA-TIBA MUNCUL DARI CELAH ITU. Omar sontak
mundur, tetapi setelah menenangkan diri, dia bisa melihat
itu hanya Mbak Tika, yang kemudian membuka pintu lebih lebar
untuk menyembulkan kepalanya.
 
                      MBAK TIKA
          Ada yang bisa saya bantu, Mar?
 
                      OMAR
          Saya lagi nyari payung.
 
                      MBAK TIKA
          Ada di lemari sapu.
 
                      OMAR
          Iya. Iya. Saya abis dari situ.
          Nggak ada ternyata.
 
                      MBAK TIKA
          OK...
 
Mereka berdua terdiam.
 
                      OMAR
          Thanks.
 
Omar mengambil beberapa langkah pergi, tapi belum puas, dia
membalikkan badan dan kembali menghampiri Mbak Tika. Omar
mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan foto pemuda yang
kerap muncul di fotonya Pak Rudi.
 
                      OMAR
          Mbak tau nggak ini siapa?
 
                      MBAK TIKA
          Taulah. Dia mantan karyawan sini.
          Namanya Rafly. Ada apa, Mar?
 
                      OMAR
          Mantan? Dia resign?
 
                      MBAK TIKA
          Hilang.
 
                      OMAR
          Apa? Hilang gimana maksudnya?
 
                      MBAK TIKA
          Suatu hari dia... Nggak dateng aja.
 
                      OMAR
          Terus nggak ada yang nyariin?
 
                      MBAK TIKA
          Kita nyoba kontak, tapi dia nggak
          pernah ngangkat atau bales. Waktu
          kita cek ke alamat yang dia kasih,
          dia udah nggak ada di kostnya.
 
                      OMAR
          Maksud saya kayak... keluarganya.
 
                      MBAK TIKA
          Rafly nggak punya siapa-siapa.
 
                      OMAR
          Rafly apa nama panjangnya?
 
Pertanyaan itu membuat Mbak Tika keluar sepenuhnya dari
ruangan, mengindikasikan dia memberikan atensinya.
 
                      MBAK TIKA
          Omar, ada alasan tertentu nggak
          kenapa kamu nanya-nanya ini?
 
                      OMAR
          Saya cuma... Penasaran.
 
                      MBAK TIKA
          Kamu agak bikin saya takut. Erin
          ngasih tau saya buat ngawasin kamu.
 
                      OMAR
          Erin bilang begitu?
 
                      PAK IRHAM (O.S.)
          Kamu ngomong sama siapa, Tik?
 
                      MBAK TIKA
          Omar, Pak.
                (ke Omar)
          Sori, Mar, aku harus balik.
          Rileks... OK?
 
Mbak Tika kembali masuk dan menutup pintu di depan Omar.
 
INT. SIBIL AGENCY, LANTAI 2 - SORE
 
Omar selesai menaiki tangga dan tiba di lantai dua.
Pikirannya masih melayang entah ke mana.
 
                      JORDANA
          Oh, gua kira gua sendirian di sini.
 
Omar menoleh dan melihat Jordana sedang mengisi Tumblr-nya
dengan air mineral dari dispenser.
 
                      OMAR
          Nggak bawa payung juga?
 
                      JORDANA
                (mengernyitkan dahi)
          Bukan. Gua harus kerja.
 
Jordana kembali ke mejanya dan fokus pada komputernya.
 
                      OMAR
                (menghampiri Jordana)
          Kayaknya kita belum kenalan deh.
                (mengulurkan tangan)
          Gua Omar.
 
Jordana menoleh memandang dengan kecurigaan dan kebingungan,
tetapi tetap menerima jabatan tangan.
 
                      JORDANA
          Jordy.
 
                      OMAR
          Graphic designer?
 
                      JORDANA
          Front-end developer.
                (Omar nampak bingung)
          Coding.
 
                      OMAR
          Ah...
 
Omar duduk di atas meja kosong di samping Jordana.
 
                      OMAR
          Gua parno atau video orientasi tadi
          aneh ya, Jor?
 
                      JORDANA
          Semua hal di kantor ini aneh. Pak
          Irham? Gaya ngomongnya kayak aktor
          teater atau film jadul, anjir. Mbak
          Tika? Kayak assassin kelas tinggi
          yang bisa bunuh lo cuma pake totok-
          totok jari.
 
                      OMAR
          Gua abis ngeliat Pak Irham makan
          barusan.
 
                      JORDANA
          Apaan? Janin?
 
                      OMAR
          Nggak tau deh, gua nggak bisa liat,
          tapi dia senyum terus, dan dia
          nggak ngedip sama sekali.
 
                      JORDANA
                (tertawa)
          Serius lo?
 
                      OMAR
          Mbak Tika juga di sana. Mastiin
          mesinnya ke-charge penuh, gua rasa.
 
                      JORDANA
                (geleng-geleng)
          Kalo nggak butuh-butuh amat, gua
          nggak bakal ambil deh kerjaan ini.
 
                      OMAR
          Apalagi dari adek lo, ya?
 
                      JORDANA
                (menoleh dengan kesal)
          Jimmy cerita tentang gua, ya?
 
                      OMAR
          Sedikit.
 
                      JORDANA
          Bacot banget, anjir.
 
                      OMAR
          Gua rasa karena dia butuh perhatian
          deh. Termasuk dari lo.
 
                      JORDANA
          Oh, OK, stranger.
 
Omar terdiam. Suasana berubah menjadi lebih serius.
 
                      OMAR
          Sori, Jor. Atas segalanya.
 
                      JORDANA
          Ah, geli. Terlalu intim. Biasa aja,
          Mar. Maksud gua, semua keluarga
          fucked-up kan? Nyokap-bokapnya
          Anton cerai terus nelantarin Anton
          waktu udah punya keluarga baru,
          Erin ditinggal di mall, bokapnya
          Kalin alkoholik, dan lo? Lo ada
          masalah sama nyokap lo.
 
Omar terperangah. Jordana menoleh dan bertatapan dengannya.
 
                      JORDANA
          Kalo lo nggak banyak omong, lo
          bertendensi buat--
 
                      OMAR
          --ngedenger.
 
                      JORDANA
                (jeda)
          Dunia dipenuhin sama orang-orang
          sakit, Mar.
 
Jordana kembali fokus pada pekerjaannya. Omar berpaling
menatap hujan di luar jendela.
 
                      OMAR
          Dan kita mungkin salah satunya.
 
INT. SIBIL AGENCY, LOBI - MALAM
 
Omar dan Jordana melangkah menuruni tangga, sudah mengenakan
jaket dan tas, siap untuk pulang. Suara hujan juga sudah
tidak terdengar di luar.
 
                      JORDANA
          Lo deket banget nggak sama Erin pas
          kuliah?
 
                      OMAR
          Biasa aja sih. Kita deket setelah
          bokap gua nggak ada. Dia orang
          pertama yang nge-reach out ke gua.
 
                      JORDANA
          Karena dia paham, ya? On some
          levels.
 
Mereka tiba di bawah dan melihat keadaan lantai pertama yang
kosong melompong.
 
                      JORDANA
          Hm. Kita orang terakhir, ya di
          sini?
 
Omar berpaling ke arah lorong menuju lemari sapu dan ruangan
Pak Irham. Kita mendekatinya seraya dia mengamatinya. Omar
akhirnya memutuskan untuk berjalan ke sana.
 
                      JORDANA
          Omar? Lo ngapain?
 
Omar mengabaikan Jordana, memaksanya untuk ikut juga. Omar
berhenti di depan pintu Pak Irham, dia berpandangan dengan
Jordana.
 
                      JORDANA
          Apa?
 
Omar mengetukkan pintu itu. Jordana melotot.
 
                      JORDANA
          Lo gila, ya? Lo mau kita dibunuh?
 
Omar mengacungkan telunjuk di depan wajah Jordana, kemudian
mencoba mengetuk lagi.
 
Tak ada jawaban.
 
Omar menyentuh gagang pintu dan menekannya. Terkunci.
 
                      OMAR
          Sialan.
 
                      JORDANA
                (jeda)
          OK. Awas.
 
Omar memberi jalan untuk Jordana yang langsung melepas jepit
rambutnya dan berlutut di depan lubang kunci, mulai
membobol.
 
                      OMAR
          Lo tau dari mana caranya ngebobol
          kayak gini?
 
                      JORDANA
          Lo banyak belajar hal waktu lo
          emansipasi dari orang tua lo, Mar.
 
                      OMAR
          Agak aneh nggak sih salah satu
          kantor cabang perusahaan decacorn
          nggak punya CCTV?
 
Cklek. Mata mereka melebar. Omar kembali menekan kenop dan
mendorongnya. Pintu terbuka lebar.
 
INT. SIBIL AGENCY, RUANGAN PAK IRHAM - MALAM
 
Omar dan Jordana melangkah masuk dengan hati-hati. Ruangan
itu luas dan elegan. Setengah bawah temboknya dilapisi kayu
pelitur dan setengah atasnya wallpaper bercorak. Mejanya Pak
Irham  membelakangi lukisan pemandangan dan menghadap pada
satu set sofa dan meja kopi. Ada juga wilayah dapur dengan
kulkas mini, meja konter dan lemari makan di salah satu
sudut ruangan. Jendela utama menempel lebar dan tinggi,
seperti mengancam.
 
Jordana menutup pintu. Mereka berada di tengah ruangan.
 
                      JORDANA
          OK... Apa yang kita cari di sini?
 
                      OMAR
          Gua nggak yakin.
 
Omar menghampiri mejanya Pak Irham. Dia mengambil sebingkai
foto. Pak Irham berpose dengan beberapa pria di dalamnya.
 
                      OMAR
          Njir, ini kombinasi orang teraneh
          yang pernah gua liat. Pak Irham,
          gubernur Jakarta, penyanyi 80-an,
          sama aktor film action.
 
Jordana mendekat dan ikut melihatnya.
 
                      JORDANA
          Mungkin mereka punya manufacturer
          yang sama. Skynet.
 
Omar tergelak dan kembali menaruhnya.
 
                      OMAR
          Atau Mattel.
 
                      JORDANA
          Iya. Mereka lumayan diverse
          akhir-akhir ini.
 
Omar berjalan mengitari meja dan membuka-buka lacinya.
Jordana meninggalkannya dan membuka laci lemari lain.
 
                      OMAR
          Nemuin sesuatu nggak?
 
                      JORDANA
          Nggak.
 
Jordana meninggalkan laci lemari itu dan menghampiri wilayah
dapur ruangan. Dia membuka lemari makan yang menempel di
tembok, di atas meja konter. Hanya bumbu-bumbu, mie instan,
dan peralatan makan. Dia hampir pergi, sebelum menyadari
sesuatu di bak cuci piring.
 
                      JORDANA
          Omar...
 
                      OMAR
                (mengangkat kepala)
          Ya?
 
                      JORDANA
          Lo musti liat.
 
Omar menutup laci meja dan menghampiri Jordana.
 
                      JORDANA
          Kayaknya gua tau apa yang dimakan
          sama Pak Irham.
 
Jordana melangkah mundur. Omar melewatinya dengan perlahan,
seluruh tubuhnya menegang. Dia mengecek bak cuci. Di sana,
ada piring dengan unggakan daging. Terpotong setengah dengan
cukup rapi, tapi bagian yang tersisa sudah cukup membuat
Omar menyadari bahwa itu TIKUS yang dikuliti.
 
                      OMAR
          Fuck... Itu tikus?
 
                      JORDANA
          Mar.
 
Omar menoleh. Jordana berada di depan kulkas mini. Pintunya
terbuka. Omar menghampirinya dan melihat di dalamnya - - 
 
BELASAN PIRING BERISI TIKUS DIKULITI.
 
                                             CUT TO BLACK.
 
INT. KAFE - MALAM
 
Omar dan Jordana berada di meja di teras, duduk bersebelahan
di smoking area. Kita bisa melihat berbagai kendaraan
melesat di latar belakang.
 
                      JORDANA
          Ini apa?
 
                      OMAR
          Reddit.
 
                      JORDANA
                (menoleh)
          Really? Lo ngepost di Reddit?
 
                      OMAR
          Ya, gua nggak bisa exactly ngepost
          question di IG story kalo lo makan
          tikus artinya apa kan?
 
                      JORDANA
          Fine.
                (jeda)
          Lo udah nyoba Google belum?
 
                      OMAR
          Njir, lo kayak nyokap gua.
 
                      JORDANA
          Tau dari mana lo? Ngomong sama dia
          aja nggak.
 
                      OMAR
          OK. Gua bakalan nganggep itu impas
          setelah gua nuduh lo nggak ngasih
          Jimmy perhatian tadi.
 
Omar kembali mengetik dan memencet enter. Dia men-scroll.
 
                      OMAR
          Yang keluar cuma negara-negara yang
          punya kultur makan tikus gitu kayak
          India atau Thailand.
 
                      JORDANA
          Mungkin konspirasi terbesarnya Pak
          Irham ternyata orang Thailand, dan
          Prabowo bener pas bilang kita musti
          takut dijajah sama luar.
 
                      OMAR
          "Man eats rat, NSFW" apa nih...
 
Omar meng-klik hasil pencarian tersebut. Mereka berdua
langsung berteriak kaget dan mulai panik.
 
                      OMAR
          Oh my God, ini porn!
 
                      JORDANA
          Ini fetish! Close, close!
 
Omar menutup tabnya. Mereka berdua menghela napas.
 
                      JORDANA
          Great. Jadi, harapan terbesar kita
          adalah Reddit.
 
                      OMAR
          Oh, gua tau.
 
Omar kembali mengetik dan memencet enter. Kita fokus pada
layar laptop. Deretan hasil pencarian Google Image "Rudi
Sibil Agency" memenuhi layar.
 
                      OMAR
                (menunjuk Rafly)
          Liat deh. Cowok ini ada banyak di
          fotonya Pak Rudi. Gua rasa mereka
          deket.
 
                      JORDANA
                (memicingkan mata)
          Siapa tuh?
 
                      OMAR
          Namanya Rafly. Dia karyawan lama.
 
                      JORDANA
          Bahkan dia lebih sering, ya foto
          sama Pak Rudi dari pada Pak
          Irhamnya.
 
                      OMAR
          Mbak Tika bilang suatu hari Rafly
          ngilang begitu aja.
 
                      JORDANA
          Maksud lo--
 
                      OMAR
          Gua nggak tau maksud gua apa. Tadi
          gua nyoba nyari info soal dia.
 
Omar meng-klik tab pencarian web, lalu men-scrollnya.
 
                      OMAR
          Tapi, gua nggak nemu apa-apa. Cowok
          ini nggak punya Twitter, Facebook,
          LinkedIn, atau pun track record di
          situs resmi kantor kita. Seakan-
          akan dia nggak pernah ada. Semua
          foto yang ada dia-nya, nggak pernah
          disebutin namanya. Maksud gua, kita
          bisa nyoba keliling nanya sama yang
          lain sih besok, tapi...
 
                      JORDANA
                (menunjuk layar laptop)
          Coba yang itu deh, Mar.
 
Omar kembali berpaling dan meng-klik thumbnail video pada
barisan teratas. Halaman YouTube terbuka. Video berjudul
"Mampir ke Sibil Agency" berputar.
 
                      OMAR
          Lo ngeliat sesuatu?
 
                      JORDANA
          Nggak tau juga sih, tapi itu ada di
          hasil pencariannya dan ada juga di
          description video-nya, jadi, ya...
 
Video itu diawali dengan establishing shot kantor Omar yang
dilihat dari perbedaan furnitur dan jumlah karyawan, diambil
beberapa tahun yang lalu. Musik latar ceria mengiringi. Omar
menggeser progress bar mencari-cari sosok Rafly.
 
                      JORDANA
          Stop, stop.
 
Omar melepas jarinya. Video terputar lagi. Seorang host
wanita sedang mewawancara RAFLY (20-an) berwajah muda dan
cerah dengan mata berbinar-binar.
 
                      RAFLY
          So far sih ini kantor ter-enjoy
          gua, ya. Anak-anaknya asik-asik.
          Load kerjaan juga santai kan
          soalnya belum banyak klien secara
          kita masih baru banget nih...
 
                      HOST
          Kalo bos-bos lo gimana? Asik-asik
          juga nggak kayak anak-anak di sini?
 
                      RAFLY
          Waduh. Mbak Tika nonton nggak nih?
                (tertawa bersama host)
          Canda, canda. Keren kok bos-bosnya.
          Gua juga kebetulan deket banget
          sama Pak Rudi soalnya gua termasuk
          karyawan pertama yang di-hire sama
          doi setelah perusahaan ini dibentuk
          enam bulan yang lalu. Gua angkatan
          pertamalah istilahnya.
 
                      HOST
          Wih, co-founder nih?
 
                      RAFLY
                (tertawa lantang)
          Nggaklah! Gila kali! Kayak gabung
          di awal aja, tapi jabatan mah masih
          jabatan bawah.
 
                      HOST
          Aku nggak ngeliat Pak Rudi-nya. Dia
          nggak masuk, ya?
 
                      RAFLY
          Iya. Unfortunately, doi lagi sakit.
 
                      HOST
          Oh, ya? Sakit apa?
 
                      RAFLY
          Gua juga kurang tau. Rencananya gua
          niat mau jenguk malem ini. Kasian
          dia, pressure sana-sini sama
          investor sampe-sampe anaknya, Pak
          Irham, juga harus terlibat.
 
                      HOST
          Oh, yang tadi nyambut kita, ya di
          depan?
 
                      RAFLY
          Iya, Pak Irham baru masuk ke sini
          sekitar dua minggu yang lalu.
 
                      PAK IRHAM (O.S.)
          Rafly?
 
Rafly dan host menoleh, kamera menyorot Pak Irham di ambang
pintu. Dia tidak terlihat gembira.
 
                      PAK IRHAM
          Boleh ngomong sebentar?
 
                      RAFLY
          Oh, iya, pak.
                (ke host)
          Gua musti balik.
 
                      HOST
          Oh, iya, nggak apa-apa. Thank you!
 
                      RAFLY
                (berjabat tangan)
          Sama-sama, sama-sama.
 
Rafly berpaling dan berjalan pergi.
 
                      JORDANA
          Apaan tuh?
 
                      OMAR
          Apa?
 
                      JORDANA
          Back, Mar... Pause.
 
CLOSE ON LAYAR LAPTOP. Terdapat secarik kertas di jabatan
tangan Rafly dan sang host.
 
Jordana mengetik sesuatu di ponselnya.
 
                      OMAR
          Dia nyelipin kertas ke tangannya.
          Menurut lo apa, Jor?
 
                      JORDANA
          Apa pun itu, pasti kepepet dan
          nggak bisa diungkap di situasi itu.
 
                      OMAR
          Pak Irham baru masuk setelah Pak
          Rudi ditekan sama investor, terus
          Pak Rudi jadi sakit...
                (jeda)
          Jordy, kita harus nemuin kertas
          itu. Kita harus ngehubungin
          host-nya.
 
                      JORDANA
          Nggak bisa, Mar...
 
                      OMAR
          Kenapa?
 
                      JORDANA
          Gua ngecek Instagram hostnya buat
          ngontak dia, tapi gua nemuin post
          ini di situ. Dia meninggal.
 
Jordana menunjukkan layar ponselnya. Profil Instagram sang
host terbuka. Di sana terdapat foto nisannya.
 
                      JORDANA
          Pantesan nama dia nggak disebut
          sama jurnalis lain.
 
                                             CUT TO BLACK.
 
END OF EPISODE 2.

Komentar

Postingan Populer